Berinvestasi di Reksadana, Butuh Pengetahuan yang Memadai

Dalam berinvestasi, kita membutuhkan pengetahuan atau dasar ilmu sebelum memulainya. Hal itu ditujukan untuk mengurangi resiko dari berinvestasi. Dengan pengetahuan yang memadai, seorang investor dapat mengendalikan resiko yang akan dihadapi , sehingga investor tersebut tidak mengalami kerugian yang besar atau bahkan kehilangan aset-aset yang diinvestasikan.

Salah satu alternatif investasi yang popular di  sektor keuangan adalah reksadana. Jumlah produk  reksadana di Indonesia pun telah banyak dipasarkan, yaitu sekitar 880 reksadana (www.ojk.go.id).   
Dari sekian banyak jumlah reksadana yang dipasarkan  dapat dikelompokan menjadi 4 jenis yaitu : 1. Reksadana Saham
2. Reksadana Campuran
3. Reksadana Pendapatan Tetap
4. Reksadana Pasar Uang


Keempat jenis reksadana di atas memiliki tingkat resiko yang berbeda.  
Reksadana Saham memiliki resiko yang paling tinggi, sekaligus menjanjikan imbal hasil  (return) yang paling tinggi.  
Urutan kedua Reksadana Campuran, diikuti oleh Reksadana Pendapatan Tetap. 
Urutan keempat adalah Reksadana Pasar Uang menjadi reksadana kurang berisiko, sekaligus menjanjikan imbal hasil (return) yang paling rendah.  
Dalam mengelola resiko, yang menjadi pertimbangan utama adalah jangka waktu investasi (time horizon).   

Untuk Reksadana Saham yang paling berisiko dibutuhkan jangka waktu 10 tahun, sebab dalam jangka sepuluh tahun siklus bisnis (business cycle) akan mengalami pemulihan dari keterpurukan, demikian juga harga-harga saham akan mengalami kenaikan kembali  dari penurunan harga. 
Sedangkan untuk Reksadana Campuran  dibutuhkan jangka waktu investasi  antara 3 tahun sampai 10 tahun.  
Kemudian berturut-turut Reksadana Pendapatan Tetap dibutuhkan jangka waktu investasi 3 tahun dan Reksadana Pasar Uang dengan jangka waktu < 1 tahun. 
Jadi kalau dibuat dalam suatu tabel pemilihan jenis reksadana sesuai jangka waktu investasi, tabel berikut dapat digunakan jadi panduan.  


Jangka Waktu Invetasi
Reksadana pilihan
1
Di atas 10 tahun
Reksadana saham
2
Antara 3 sampai 10 tahun
Reksadana campuran
3
Antara 1 sampai 3 tahun
Reksadana pendapatan tetap
4
< 1 tahun
Reksadana pasar uang

Dalam memilih reksadana, dapat dilihat juga dari profil resiko investor. Apakah investor tersebut memiliki profil resiko yang konvensional (tidak mau beresiko), moderat (mampu menerima resiko dalam jumlah kecil) dan agresif (mampu menerima resiko tinggi).

Berikut ini ilustrasi dalam pemilihan reksadana :
Pasangan muda yang memiliki sisa pendapatan  setiap bulannya dan lebih siap menerima resiko tinggi, disarankan menginvestasikan sisa pendapatan mereka di Reksadana Saham. 

Orang tua pensiunan yang hanya memiliki dana pensiun untuk kebutuhan hari tuanya, biasanya tidak berani untuk mengambil resiko, disarankan cukup berinvestasi di Pasar Uang saja atau Reksadana Pendapatan Tetap.  
Akan tetapi bila ada orang tua hendak memberi warisan reksadana kepada keturunannya dari sebagian kecukupan harta yang dimilikinya, disarankan berinvestasi pada Reksadana Saham untuk hasil yang lebih baik dengan periode waktu lebih panjang.

Apakah pilihan reksadana Anda ?

(sumber : Phillip Securities Indonesia)

0 komentar "Berinvestasi di Reksadana, Butuh Pengetahuan yang Memadai", Baca atau Masukkan Komentar

Posting Komentar